Sabtu, 11 Oktober 2008

INKUBATOR BISNIS


Selama ini hampir semua UMKM lahir dan tumbuh dengan sendirinya, ada yang lahir dengan sehat, ada yang tidak sehat, ada yang belum cukup umur untuk dilahirkan tapi terpaksa sudah harus lahir menjadi UMKM. Seperti halnya bayi manusia, UMKM yang lahir prematur memerlukan sebuah Inkubator untuk memberikan daya dukung kehidupan hingga sang bayi mampu hidup dan sehat.

Citra UMKM hampir tak pernah lepas dari dua hal, pertama, selalu dianggap sebagai usaha yang tahan banting ditengah badai krisis ekonomi, kedua, selalu memiliki kelemahan yang dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari UMKM, misalnya lemah dari sisi manajemen usaha, lemah dari sisi teknologi, lemah dari sisi pemasaran, lemah dari sisi manajemen keuangan, akses permodalan, SDM, dan berbagai kelemahan lainnya. Mungkin harus dibuatkan istilah bagi UMKM yakni si lemah yang tahan banting !. Hal tersebut mungkin saja terjadi akibat proses kelahiran UMKM yang prematur, banyak yang belum siap untuk menjadi UMKM yang sehat, dan badai itu sendirilah yang memaksa kelahiran-kelahiran UMKM yang prematur. Kesempatan kerja formal yang menyempit, struktur perusahaan yang semakin ramping sehingga harus mem PHK karyawannya, masih banyaknya pengangguran, dll. Peluang yang terbuka adalah kerja non formal menjadi UMKM, namun seringkali mereka juga belum siap karena tak terbiasa dalam bidang ini, kurang pengalaman, serta pendidikan mereka umumnya bukan ditujukan untuk menjadi UMKM. Dengan kata lain, untuk menjadi UMKMpun diperlukan beberapa hal, seperti memiliki jiwa kewirausahaan yang dapat tumbuh melalui kebiasaan-kebiasaan atau pendidikan kejuruan, atau lingkungan usaha disekitarnya.

UMKM sendiripun menyadari berbagai kelemahan yang dimilikinya, namun mereka tidak tahu dimana tempat yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berusaha. Perhatian dari berbagai pihak seperti dari pemerintah memang cukup besar, namun bisa dikatakan tidak semua UMKM berkesempatan mendapatkannya, terutama dari segi anggaran yang terbatas, tidak setiap saat ada program pelatihan. Diperlukan sebuah Inkubator bisnis mandiri yang dapat diakses oleh UMKM sepanjang tahun, dan sedapat mungkin juga dibiayai oleh UMKM itu sendiri. Dengan kata lain UMKMpun memerlukan sekolah bisnis sendiri.

Inkubator bisnis adalah sebuah tempat, dimana UMKM dapat mempersiapkan dirinya dengan berbagai bekal pengetahuan dan keterampilan yang dapat mendukung usahanya. Dalam inkubator ini seorang wirausaha dapat melihat daya dukung apa yang ia perlukan, apakah permodalan, motivasi usaha, manajemen produksi, manajemen organisasi, manajemen pemasaran, informasi pasar, manajemen keuangan, teknologi produksi, teknologi kemasan, peluang-peluang pasar, jaringan pemasaran, promosi dan publikasi usaha, dan lain-lain. Wirausaha dapat memilih bidang apa yang diperlukannya untuk menyehatkan perusahaannya, atau ia dapat mengikuti keseluruhan program inkubator secara lengkap.
Tujuan yang ingin dicapai melalui inkubator bisnis adalah munculnya UMKM / wirausaha yang sehat, bebas dari berbagai kelemahan yang selama ini melekat pada citra UMKM, minimal mereka tahu bagaimana cara menemukan solusi bagi permasalahan mereka.

Jika melihat dari berbagai lembaga pendidikan yang ada, yang cukup tepat untuk membangun inkubator bisnis adalah yang bersifat kejuruan. Hal ini dimungkinkan karena pada lembaga pendidikan jenis ini cukup tersedia alat praktek ( padat alat dan padat tenaga ahli/guru teknis ). Yang perlu ditambahkan adalah mata ajaran dan pelatihan kewirausahaan ( jika belum ada disitu ). Saat inipun pemerintah telah mengharuskan diajarkannya mata ajaran kewirausahaan diperguruan tinggi, sehingga lulusannya juga memiliki pengetahuan yang cukup untuk berwirausaha mandiri, dapat membuka lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan orang lain. Jika sudah ada mata pelajaran kewirausahaan, maka yang perlu ditambahkan adalah pelajaran ekstra kurikuler mendirikan usaha benaran namun tingkat pemula bagi setiap murid kelas dua misalnya. Usaha ini dipilih sendiri kemudian dikelola sendiri dengan bimbingan langsung dari guru ataupun konsultan khusus. Dengan cara ini siswa telah diperkenalkan dengan dunia usaha yang nyata, mengenal cara mengelola usaha dengan manajemen sederhana, mengenal pasar dan teknik pemasaran serta promosi, pengendalian keuangan dan lain-lain. Pengalaman ini akan menjadi bekal bagi mereka untuk kelak selesai kuliah menciptakan lapangan kerja mandiri bagi mereka dan orang disekitarnya. Pengalaman ini juga dapat menjadi dasar bagi mereka untuk memilih fakultas di universitas yang cocok dengan bidang usaha yang kelak mereka bangun kembali.

Jumat, 19 September 2008

BERBISNIS DIRUMAH, MAU COBA ?

Berbisnis di rumah bukanlah suatu hal baru, para pelaku usaha kecil banyak melakukan hal ini, sebagian lainya termasuk dalam industri kecil rumah tangga, yang nota bene berbisnis dirumah. Namun apa yang ingin disampaikan kali ini adalah bentuk bisnis dirumah yang lebih kreatif dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan seperti komplek perumahan misalnya.

Bisnis kecil dirumah seperti yang dikerjakan para UKM kebanyakan adalah usaha membuat produk di rumah lalu memasarkannya ke tempat lain seperti toko ataupun supermarket. Bisnis rumah kali ini lebih menekankan penjualannya juga dirumah dengan target pasar adalah masyarakat dilingkungan sekitarnya.

Banyak orang ingin memulai usaha tetapi bingung dan merasa bahwa untuk produksi dan penjualannya harus memiliki tempat tertentu di lokasi tertentu pula yang dianggap strategis. Padahal tidak selalu demikian, jika rumah sendiri masih memungkinkan, juga lingkungannya memungkinkan kenapa tidak membuka usaha dirumah saja. Bentuk paling umum adalah membuka usaha sembako dalam bentuk warung disamping rumah, menjual makanan disamping rumah dan beberapa jenis usaha lainnya seperti salon.

Jenis bisnis kreatif yang dapat ditekuni dirumah serta dapat dijual dari rumah bisa dengan memanfaatkan ruangan-ruangan didalam rumah, atau pekarangan rumah yang mungkin masih menyisakan tempat untuk berbisnis.

Umumnya lingkungan yang memungkinkan untuk membangun bisnis dengan target pasar yang cukup bagus adalah dilingkungan komplek perumahan, namun demikian diperlukan izin lingkungan agar bisnis yang dibangun tidak dianggap mengganggu lingkungan warga sekitar. Lingkungan perumahan dianggap cocok karena dalam satu komplek dapat terdiri dari banyak blok-blok hunian, tiap blok juga banyak rumah yang dihuni oleh warga, artinya peluang pasarnya cukup besar walaupun tetap terbatas dalam komplek tersebut. Segmen pasar yang dapat dipilih bisa didasarkan pada batasan usia warga yakni anak-anak, remaja, remaja putri, remaja putra, wanita dewasa lajang, pria dewasa lajang, ibu rumah tangga, pasangan suami istri, keluarga muda, bahkan para manula didalam komplek dapat menjadi segmen pasar.

Kebutuhan mereka akan menjadi jenis usaha yang dapat kita kerjakan dirumah, promosinyapun tidak sulit karena jarak tempuh penyebaran informasi tidak jauh dan lokasi usaha kita, juga mudah dijangkau oleh mereka, selain itu layanan antar jemput juga dapat diterapkan sebagai layanan prima.

Adapun jenisjenis usaha kreatif yang dapat dikerjakan antara lain :
- Salon rambut khusus anak-anak dengan fasilitas hiburan seperti game, film kartun, mainan anak-anak dan jajanan anak-anak, tempat usaha ditata agar menarik dan cocok dengan minat anak-anak seperti desain sebuah taman bermain. Rambil rambutnya ditata, sang anak dapat menonton film anak-anak dari monitor / tv dihadapannya. Anak-anak lain yang menunggu giliran dapat bermain dengan mainan ditempat mereka menunggu, sediakan pula minuman ringan yang dapat dijual kepada anak-anak tersebut dan orang tuanya.
- Penjualan pupuk tanaman hias dapat dengan memajang banyak tanaman hias yang telah dipupuk dengan produk yang dijual, sedikit banner indah akan memancing perhatian para peminat tanaman hias didalam komplek. Brosur dan sampel pupuk atau tanaman dapat dititipkan di warung atau toko di tiap blok dalam komplek sebagai sarana promosi usaha. Sebab toko di komplek umumnya ramai didatangi oleh kaum perempuan pencinta bunga/tanaman hias.
- Voucher pulsa telepon genggam juga cukup potensil di dalam komplek dimana warga tidak perlu jauh-jauh untuk membeli pulsa jika sedang berada didalam komplek. Sedikit plank petunjuk di depan blok dapat memberi informasi berguna bagi calon pembeli.
- Penyewaan komputer, bahkan game komputer atau multi player juga memungkinkan untuk dijalankan, biasanya peminat game cukup besar dan loyal pada tempat dimana mereka biasa bermain.
- Jasa pembuangan sampah juga dapat ditawarkan dengan pelayanan pengambilan sampah secara teratur, biaya yang murah dapat menjadi penarik bagi warga yang kadang malas untuk membuang sampah keluar komplek, bagi pengusaha ongkos yang kecil akan menjadi banyak jika dapat memikat banyak rumah untuk dilayani pembuangan sampah mereka.
- Bisnis obat murah dapat menjadi bisnis yang menarik di dalam komplek dimana warga dapat membeli obat murah tanpa kehilangan kualitas, penawaran di beberapa tabloid bisnis untuk membuka usaha Obat Serbu (serba seribu) dapat dipertimbangkan.

Masih banyak lagi bisnis dirumah yang dapat dikerjakan, namun segalanya akan kembali pada anda untuk mengamati lingkungan sekitar anda, memilih mana usaha yang cocok dan mantap dengan hati anda sehingga keyakinan anda cukup kuat untuk memulai usaha.

Lalu bagaimana dengan promosinya ?
Untuk promosi anda dapat menggunakan banner out door (digital printing ) yang saat ini bisa diperoleh dengan harga terjangkau, desain profesional, tidak harus berukuran besar, cukup seukuran plang nama kantor atau lebih kecil sudah cukup baik. Pasanglah papan iklan anda di depan blok dimana anda tinggal yang bersisian dengan jalan utama komplek, maka para penghuni yang setiap hari keluar masuk komplek akan dengan mudah melihat iklan anda. Tawarkan dengan kata-kata yang memikat seperti kata-kata “ LEBIH MURAH, ISTIMEWA, CUMA ADA DISINI, JANGAN KEHABISAN, STOCK TERBATAS, GARANSI UANG KEMBALI, LUAR BIASA, DISKON GEDE, CUMA BUAT WARGA SINI, BESOK LAIN HARGA, dll “.

Sabtu, 24 Mei 2008

Sekelumit kisah perjalanan hidup saya berwirausaha

Sejak SD saya sudah biasa ikut ibu saya menjajakan kecap manis buatan sendiri, seringkali kami berdua harus berjalan kaki di kota Pontianak sekitar tahun-tahun 1975 an, saat itu saya masih sekolah dasar, uang jajan saya pada masa itu hanya lima rupiah sementara teman-teman lain uang jajannya duapuluh lima rupiah. Kemudian ibu saya menawarkan kepada saya apakah mau berjualan di sekolah ? Saya bilang mau, dan kemudian saya berjualan es dan kue di sekolah sehingga punya uang jajan hasil sendiri, dan tentu saja lebih besar dari teman lain, waktu itu uang jajan saya bisa tiga ratus rupiah sehari. Itu masa-masa saya diperkenalkan oleh orangtua saya dengan dunia wirausaha. Apakah prestasi sekolah saya turun ? Tidak juga. Sejak kelas 4 SD sampai tamat SD saya selalu juara kelas, kalau tidak juara I, ya juara II, atau III.

Di SMP saya mulai membuat kerajinan hiasan dinding yang pada tahun 80an sudah berharga sekitar Rp. 75.000 s/d Rp. 150.000 per buah, dalam 1 bulan saya bisa jual 3 buah. Seringkali pendapatan saya selama masa tersebut sekitar 450.000 rupiah perbulan. Apakah prestasi saya di SMP turun ? Tidak juga. Selama di SMP saya selalu Juara Kelas, Juara Umum saat Ujian Akhir dan menjadi Juara I Siswa Teladan tingkat Propinsi. Prestasi iya… wirausaha juga tetap dijalankan.

Selama SMA saya lebih banyak belajar bergaul dan bermasyarakat, maksudnya sih supaya ndak kuper. Jadi bisnis saya kurangi, belajar juga secukupnya. Prestasi masih cukup bagus, untuk bisnis masih saya fikirkan jenis lain yang lebih baik untuk saya.

Selama Kuliah, saya menjalankan usaha sablon sehingga saya bisa mencari uang sendiri untuk keperluan transportasi dan keperluan lainnya. Di Universitas saya pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjung Pura, Menjadi juara 1 Mahasiswa Teladan tingkat Fakultas dan Juara 3 Mahasiswa Teladan tingkat Universitas. Jadi walapun tetap berbisnis, prestasi tidak kedodoran. Selain sablon, saya juga berdagang peralatan lapangan untuk mahasiswa kehutanan seperti Ransel day pack, seven day pack, celana lapangan, dan lain-lain, saya juga menerbitkan media cetak Hutan Post untuk pertamakalinya dengan printer dot matrix sederhana dan komputer dengan OS DOS 1.0 punya abang saya.

Setelah tamat kuliah, saya banyak bekerja di proyek swasta di lapangan/hutan selama beberapa tahun, setelah itu saya menganggur.

Selama menganggur saya punya keinginan untuk memiliki rumah sendiri, caranya saya tidak tahu karena saya menganggur, tapi keinginan itu kesampaian juga, walaupun menganggur tapi saya bisa dapat rumah BTN alias Bayar Tapi Nyicil, tak masalah, setelah itu saya berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, enam bulan setelah mendapat rumah sendiri saya mulai bekerja lagi di perusahaan kayu selama 6 tahun, awal kerja sekitar 3 bulanan saya ingin menikah membentuk keluarga, alhamdulillah kesampaian juga, selama bekerja, tugas saya berpindah-pindah lokasi dari Kalimantan Barat hingga ke Kalimantan Timur selama hampir 2 tahun.

Setelah itu saya kembali ke Pontianak awal tahun 2002 sebagai pengangguran. Selama menggangur saya berusaha mencari berbagai informasi pekerjaan dan peluang usaha, saya juga memulai usaha menjual obat tradisional yakni minyak rempah, namun belum berhasil, kemudian saya mengikuti pelatihan kewirausahaan (CEFE) oleh Unit Pelatihan disperindag propinsi Kalbar. Setelah itu saya mendirikan Lembaga Pelatihan Wirausaha / LPWU.

Selama menjalankan LPWU saya hanya sebagai asisten pelatih, saya berusaha menyerap berbagai pengetahuan baru yakni usaha jasa dan sebagai motivator bisnis. Telah banyak pelatihan kewirausahaan yang dijalankan oleh LPWU, sejak tahun 2003 hingga tahun 2007 kurang lebih sudah dua puluhan kali kami memberikan pelatihan kepada masyarakat. Sambil berjalan saya bergabung dengan Forum Daerah /Forda UKM Kota Pontianak dan menjadi sekretaris, saya juga mengikuti test kelayakan untuk menjadi Konsultan Keuangan Mitra Bank sebagai wakil dari LPWU dan dinyatakan lulus. Mulai tahun 2008 LPWU menyelenggarakan workshop motivasi bisnis kepada masyarakat umum.

Tahun 2004 Saya mulai kembali kedunia bisnis, masuk kedalam lingkungan usaha kecil / UKM. Didunia UKM saya merasa teman-teman UKM memerlukan berbagai informasi bagi usaha mereka, sementara itu saya bisa membuat tabloid khusus UKM, maka pada bulan februari tahun 2005 saya mulai menerbitkan edisi pertama dalam bentuk kecil. Sempat vakum beberapa bulan, kemudian saya menawarkan kepada beberapa orang yang saya kenal, pada akhirnya Pak Dwi Mukti Wibowo tertarik dan siap mendanai tabloid yang saya namakan Tabloid MEDIA UMKM & KOPERASI. Waktu itu terbit dalam ukuran kecil, yakni ukuran kertas folio, kemudian terbit kembali dalam ukuran normal Tabloid, kemudian penyebarannya masuk hingga daerah Jakarta, Bandung dan Medan pada penghujung tahun 2006. Tahun 2007 Tabloid kami terbit dengan nama baru yakni For Biz dengan dukungan dari CV. Marvel dan PT. UKM Indonesia.

Awal tahun 2006 saya juga dipercaya menjadi ketua pengurus Koperasi Mahendra Adji Saroyo yang pada akhir tahun 2006 membangun Terminal Kemasan bagi Koperasi dan UKM melalui bantuan dana dari Kementrian Koperasi dan UKM. Terminal Kemasan ini berfungsi untuk memperbaiki kemasan produk UKM terutama makanan yang dulunya sederhana kini bisa setara dengan keluaran pabrikan. Terminal kemasan menyediakan jasa desain label kemasan, menyediakan jenis-jenis bahan kemasan, bentuk-bentuk kemasan, dan juga menyediakan mesin-mesin pengemas.

Dari berbagai pengalaman mendampingi UKM, pada pertengahan tahun 2006 saya diuji untuk menjadi tenaga ahli pendamping UKM pangan oleh Departemen Perindustrian Pusat Jakarta, dan saya dinyatakan lulus. Saya mendampingi 5 IKM terpilih untuk dibina dan dikembangkan usahanya. Tahun 2007 saya kembali mengikuti ujian saringan sebagai Tenaga Ahli IKM Pangan, dinyatakan lulus dan mendampingi 10 IKM ( Industri Kecil dan Menengah ) kota Pontianak dalam program On Company Level (OCL).

Pada tahun 2005 saya dipercaya oleh Dinas pendidikan untuk menjadi ketua Tim Teknis program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) sejumlah 15 orang, yang berada di Kabupaten Sambas. Dan pada tahun 2006 saya ditunjuk kembali pada posisi yang sama oleh Badan Pemuda, Olah Raga dan Pemberdayaan Perempuan Propinsi Kalbar, membawahi 15 orang sarjana di 15 desa di Kabupaten Sekadau sehingga secara keseluruhan dengan kabupaten Sambas menjadi 30 desa. Tahun 2007 kami kembali merekrut 15 orang sarjana untuk ditempatkan di 7 desa di kabupaten Sanggau. Mereka bertugas untuk menggerakkan masyarakat desa guna membangun desanya dengan kekuatan potensi alam dan SDM yang ada di desanya sendiri.

Apa yang saya lakukan sebenarnya hanyalah merajut simpul-simpul jaringan kerja ( Network ) karena pada masa kini Network sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan seseorang.

Demikian sedikit ringkasan pengalaman hidup saya bermodalkan cara berfikir positif dan selalu berupaya menghilangkan blocker/penghalang di fikiran saya. ( Bayangkan jika penghalang ternyata hanya ada di dalam fikiran kita dan kita bisa menghilangkannya, apa yang akan terjadi ? )

Semoga pengalaman ini dapat memberi sedikit inspirasi bagi siapa saja yang bertekad untuk mencapai hal yang lebih baik di masa depan.

Selasa, 06 Mei 2008

Sedikit tentang saya

Nama saya Hatta, lengkapnya Hatta Siswa Mahyaya, S.Hut
Lahir di kota Pontianak pada bulan Desember empat puluh dua tahun yang lalu. Saat ini saya bekerja sebagai Konsultan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah, Motivator wirausaha dan juga sebagai konsultan pendamping para pelaku usaha kecil yang biasa dikenal sebagai UMKM.

Shoutbox

Name :
Web URL :
Message :