Sejak SD saya sudah biasa ikut ibu saya menjajakan kecap manis buatan sendiri, seringkali kami berdua harus berjalan kaki di kota Pontianak sekitar tahun-tahun 1975 an, saat itu saya masih sekolah dasar, uang jajan saya pada masa itu hanya lima rupiah sementara teman-teman lain uang jajannya duapuluh lima rupiah. Kemudian ibu saya menawarkan kepada saya apakah mau berjualan di sekolah ? Saya bilang mau, dan kemudian saya berjualan es dan kue di sekolah sehingga punya uang jajan hasil sendiri, dan tentu saja lebih besar dari teman lain, waktu itu uang jajan saya bisa tiga ratus rupiah sehari. Itu masa-masa saya diperkenalkan oleh orangtua saya dengan dunia wirausaha. Apakah prestasi sekolah saya turun ? Tidak juga. Sejak kelas 4 SD sampai tamat SD saya selalu juara kelas, kalau tidak juara I, ya juara II, atau III.
Di SMP saya mulai membuat kerajinan hiasan dinding yang pada tahun 80an sudah berharga sekitar Rp. 75.000 s/d Rp. 150.000 per buah, dalam 1 bulan saya bisa jual 3 buah. Seringkali pendapatan saya selama masa tersebut sekitar 450.000 rupiah perbulan. Apakah prestasi saya di SMP turun ? Tidak juga. Selama di SMP saya selalu Juara Kelas, Juara Umum saat Ujian Akhir dan menjadi Juara I Siswa Teladan tingkat Propinsi. Prestasi iya… wirausaha juga tetap dijalankan.
Selama SMA saya lebih banyak belajar bergaul dan bermasyarakat, maksudnya sih supaya ndak kuper. Jadi bisnis saya kurangi, belajar juga secukupnya. Prestasi masih cukup bagus, untuk bisnis masih saya fikirkan jenis lain yang lebih baik untuk saya.
Selama Kuliah, saya menjalankan usaha sablon sehingga saya bisa mencari uang sendiri untuk keperluan transportasi dan keperluan lainnya. Di Universitas saya pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjung Pura, Menjadi juara 1 Mahasiswa Teladan tingkat Fakultas dan Juara 3 Mahasiswa Teladan tingkat Universitas. Jadi walapun tetap berbisnis, prestasi tidak kedodoran. Selain sablon, saya juga berdagang peralatan lapangan untuk mahasiswa kehutanan seperti Ransel day pack, seven day pack, celana lapangan, dan lain-lain, saya juga menerbitkan media cetak Hutan Post untuk pertamakalinya dengan printer dot matrix sederhana dan komputer dengan OS DOS 1.0 punya abang saya.
Setelah tamat kuliah, saya banyak bekerja di proyek swasta di lapangan/hutan selama beberapa tahun, setelah itu saya menganggur.
Selama menganggur saya punya keinginan untuk memiliki rumah sendiri, caranya saya tidak tahu karena saya menganggur, tapi keinginan itu kesampaian juga, walaupun menganggur tapi saya bisa dapat rumah BTN alias Bayar Tapi Nyicil, tak masalah, setelah itu saya berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, enam bulan setelah mendapat rumah sendiri saya mulai bekerja lagi di perusahaan kayu selama 6 tahun, awal kerja sekitar 3 bulanan saya ingin menikah membentuk keluarga, alhamdulillah kesampaian juga, selama bekerja, tugas saya berpindah-pindah lokasi dari Kalimantan Barat hingga ke Kalimantan Timur selama hampir 2 tahun.
Setelah itu saya kembali ke Pontianak awal tahun 2002 sebagai pengangguran. Selama menggangur saya berusaha mencari berbagai informasi pekerjaan dan peluang usaha, saya juga memulai usaha menjual obat tradisional yakni minyak rempah, namun belum berhasil, kemudian saya mengikuti pelatihan kewirausahaan (CEFE) oleh Unit Pelatihan disperindag propinsi Kalbar. Setelah itu saya mendirikan Lembaga Pelatihan Wirausaha / LPWU.
Selama menjalankan LPWU saya hanya sebagai asisten pelatih, saya berusaha menyerap berbagai pengetahuan baru yakni usaha jasa dan sebagai motivator bisnis. Telah banyak pelatihan kewirausahaan yang dijalankan oleh LPWU, sejak tahun 2003 hingga tahun 2007 kurang lebih sudah dua puluhan kali kami memberikan pelatihan kepada masyarakat. Sambil berjalan saya bergabung dengan Forum Daerah /Forda UKM Kota Pontianak dan menjadi sekretaris, saya juga mengikuti test kelayakan untuk menjadi Konsultan Keuangan Mitra Bank sebagai wakil dari LPWU dan dinyatakan lulus. Mulai tahun 2008 LPWU menyelenggarakan workshop motivasi bisnis kepada masyarakat umum.
Tahun 2004 Saya mulai kembali kedunia bisnis, masuk kedalam lingkungan usaha kecil / UKM. Didunia UKM saya merasa teman-teman UKM memerlukan berbagai informasi bagi usaha mereka, sementara itu saya bisa membuat tabloid khusus UKM, maka pada bulan februari tahun 2005 saya mulai menerbitkan edisi pertama dalam bentuk kecil. Sempat vakum beberapa bulan, kemudian saya menawarkan kepada beberapa orang yang saya kenal, pada akhirnya Pak Dwi Mukti Wibowo tertarik dan siap mendanai tabloid yang saya namakan Tabloid MEDIA UMKM & KOPERASI. Waktu itu terbit dalam ukuran kecil, yakni ukuran kertas folio, kemudian terbit kembali dalam ukuran normal Tabloid, kemudian penyebarannya masuk hingga daerah Jakarta, Bandung dan Medan pada penghujung tahun 2006. Tahun 2007 Tabloid kami terbit dengan nama baru yakni For Biz dengan dukungan dari CV. Marvel dan PT. UKM Indonesia.
Awal tahun 2006 saya juga dipercaya menjadi ketua pengurus Koperasi Mahendra Adji Saroyo yang pada akhir tahun 2006 membangun Terminal Kemasan bagi Koperasi dan UKM melalui bantuan dana dari Kementrian Koperasi dan UKM. Terminal Kemasan ini berfungsi untuk memperbaiki kemasan produk UKM terutama makanan yang dulunya sederhana kini bisa setara dengan keluaran pabrikan. Terminal kemasan menyediakan jasa desain label kemasan, menyediakan jenis-jenis bahan kemasan, bentuk-bentuk kemasan, dan juga menyediakan mesin-mesin pengemas.
Dari berbagai pengalaman mendampingi UKM, pada pertengahan tahun 2006 saya diuji untuk menjadi tenaga ahli pendamping UKM pangan oleh Departemen Perindustrian Pusat Jakarta, dan saya dinyatakan lulus. Saya mendampingi 5 IKM terpilih untuk dibina dan dikembangkan usahanya. Tahun 2007 saya kembali mengikuti ujian saringan sebagai Tenaga Ahli IKM Pangan, dinyatakan lulus dan mendampingi 10 IKM ( Industri Kecil dan Menengah ) kota Pontianak dalam program On Company Level (OCL).
Pada tahun 2005 saya dipercaya oleh Dinas pendidikan untuk menjadi ketua Tim Teknis program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) sejumlah 15 orang, yang berada di Kabupaten Sambas. Dan pada tahun 2006 saya ditunjuk kembali pada posisi yang sama oleh Badan Pemuda, Olah Raga dan Pemberdayaan Perempuan Propinsi Kalbar, membawahi 15 orang sarjana di 15 desa di Kabupaten Sekadau sehingga secara keseluruhan dengan kabupaten Sambas menjadi 30 desa. Tahun 2007 kami kembali merekrut 15 orang sarjana untuk ditempatkan di 7 desa di kabupaten Sanggau. Mereka bertugas untuk menggerakkan masyarakat desa guna membangun desanya dengan kekuatan potensi alam dan SDM yang ada di desanya sendiri.
Apa yang saya lakukan sebenarnya hanyalah merajut simpul-simpul jaringan kerja ( Network ) karena pada masa kini Network sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan seseorang.
Demikian sedikit ringkasan pengalaman hidup saya bermodalkan cara berfikir positif dan selalu berupaya menghilangkan blocker/penghalang di fikiran saya. ( Bayangkan jika penghalang ternyata hanya ada di dalam fikiran kita dan kita bisa menghilangkannya, apa yang akan terjadi ? )
Semoga pengalaman ini dapat memberi sedikit inspirasi bagi siapa saja yang bertekad untuk mencapai hal yang lebih baik di masa depan.
Di SMP saya mulai membuat kerajinan hiasan dinding yang pada tahun 80an sudah berharga sekitar Rp. 75.000 s/d Rp. 150.000 per buah, dalam 1 bulan saya bisa jual 3 buah. Seringkali pendapatan saya selama masa tersebut sekitar 450.000 rupiah perbulan. Apakah prestasi saya di SMP turun ? Tidak juga. Selama di SMP saya selalu Juara Kelas, Juara Umum saat Ujian Akhir dan menjadi Juara I Siswa Teladan tingkat Propinsi. Prestasi iya… wirausaha juga tetap dijalankan.
Selama SMA saya lebih banyak belajar bergaul dan bermasyarakat, maksudnya sih supaya ndak kuper. Jadi bisnis saya kurangi, belajar juga secukupnya. Prestasi masih cukup bagus, untuk bisnis masih saya fikirkan jenis lain yang lebih baik untuk saya.
Selama Kuliah, saya menjalankan usaha sablon sehingga saya bisa mencari uang sendiri untuk keperluan transportasi dan keperluan lainnya. Di Universitas saya pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjung Pura, Menjadi juara 1 Mahasiswa Teladan tingkat Fakultas dan Juara 3 Mahasiswa Teladan tingkat Universitas. Jadi walapun tetap berbisnis, prestasi tidak kedodoran. Selain sablon, saya juga berdagang peralatan lapangan untuk mahasiswa kehutanan seperti Ransel day pack, seven day pack, celana lapangan, dan lain-lain, saya juga menerbitkan media cetak Hutan Post untuk pertamakalinya dengan printer dot matrix sederhana dan komputer dengan OS DOS 1.0 punya abang saya.
Setelah tamat kuliah, saya banyak bekerja di proyek swasta di lapangan/hutan selama beberapa tahun, setelah itu saya menganggur.
Selama menganggur saya punya keinginan untuk memiliki rumah sendiri, caranya saya tidak tahu karena saya menganggur, tapi keinginan itu kesampaian juga, walaupun menganggur tapi saya bisa dapat rumah BTN alias Bayar Tapi Nyicil, tak masalah, setelah itu saya berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, enam bulan setelah mendapat rumah sendiri saya mulai bekerja lagi di perusahaan kayu selama 6 tahun, awal kerja sekitar 3 bulanan saya ingin menikah membentuk keluarga, alhamdulillah kesampaian juga, selama bekerja, tugas saya berpindah-pindah lokasi dari Kalimantan Barat hingga ke Kalimantan Timur selama hampir 2 tahun.
Setelah itu saya kembali ke Pontianak awal tahun 2002 sebagai pengangguran. Selama menggangur saya berusaha mencari berbagai informasi pekerjaan dan peluang usaha, saya juga memulai usaha menjual obat tradisional yakni minyak rempah, namun belum berhasil, kemudian saya mengikuti pelatihan kewirausahaan (CEFE) oleh Unit Pelatihan disperindag propinsi Kalbar. Setelah itu saya mendirikan Lembaga Pelatihan Wirausaha / LPWU.
Selama menjalankan LPWU saya hanya sebagai asisten pelatih, saya berusaha menyerap berbagai pengetahuan baru yakni usaha jasa dan sebagai motivator bisnis. Telah banyak pelatihan kewirausahaan yang dijalankan oleh LPWU, sejak tahun 2003 hingga tahun 2007 kurang lebih sudah dua puluhan kali kami memberikan pelatihan kepada masyarakat. Sambil berjalan saya bergabung dengan Forum Daerah /Forda UKM Kota Pontianak dan menjadi sekretaris, saya juga mengikuti test kelayakan untuk menjadi Konsultan Keuangan Mitra Bank sebagai wakil dari LPWU dan dinyatakan lulus. Mulai tahun 2008 LPWU menyelenggarakan workshop motivasi bisnis kepada masyarakat umum.
Tahun 2004 Saya mulai kembali kedunia bisnis, masuk kedalam lingkungan usaha kecil / UKM. Didunia UKM saya merasa teman-teman UKM memerlukan berbagai informasi bagi usaha mereka, sementara itu saya bisa membuat tabloid khusus UKM, maka pada bulan februari tahun 2005 saya mulai menerbitkan edisi pertama dalam bentuk kecil. Sempat vakum beberapa bulan, kemudian saya menawarkan kepada beberapa orang yang saya kenal, pada akhirnya Pak Dwi Mukti Wibowo tertarik dan siap mendanai tabloid yang saya namakan Tabloid MEDIA UMKM & KOPERASI. Waktu itu terbit dalam ukuran kecil, yakni ukuran kertas folio, kemudian terbit kembali dalam ukuran normal Tabloid, kemudian penyebarannya masuk hingga daerah Jakarta, Bandung dan Medan pada penghujung tahun 2006. Tahun 2007 Tabloid kami terbit dengan nama baru yakni For Biz dengan dukungan dari CV. Marvel dan PT. UKM Indonesia.
Awal tahun 2006 saya juga dipercaya menjadi ketua pengurus Koperasi Mahendra Adji Saroyo yang pada akhir tahun 2006 membangun Terminal Kemasan bagi Koperasi dan UKM melalui bantuan dana dari Kementrian Koperasi dan UKM. Terminal Kemasan ini berfungsi untuk memperbaiki kemasan produk UKM terutama makanan yang dulunya sederhana kini bisa setara dengan keluaran pabrikan. Terminal kemasan menyediakan jasa desain label kemasan, menyediakan jenis-jenis bahan kemasan, bentuk-bentuk kemasan, dan juga menyediakan mesin-mesin pengemas.
Dari berbagai pengalaman mendampingi UKM, pada pertengahan tahun 2006 saya diuji untuk menjadi tenaga ahli pendamping UKM pangan oleh Departemen Perindustrian Pusat Jakarta, dan saya dinyatakan lulus. Saya mendampingi 5 IKM terpilih untuk dibina dan dikembangkan usahanya. Tahun 2007 saya kembali mengikuti ujian saringan sebagai Tenaga Ahli IKM Pangan, dinyatakan lulus dan mendampingi 10 IKM ( Industri Kecil dan Menengah ) kota Pontianak dalam program On Company Level (OCL).
Pada tahun 2005 saya dipercaya oleh Dinas pendidikan untuk menjadi ketua Tim Teknis program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) sejumlah 15 orang, yang berada di Kabupaten Sambas. Dan pada tahun 2006 saya ditunjuk kembali pada posisi yang sama oleh Badan Pemuda, Olah Raga dan Pemberdayaan Perempuan Propinsi Kalbar, membawahi 15 orang sarjana di 15 desa di Kabupaten Sekadau sehingga secara keseluruhan dengan kabupaten Sambas menjadi 30 desa. Tahun 2007 kami kembali merekrut 15 orang sarjana untuk ditempatkan di 7 desa di kabupaten Sanggau. Mereka bertugas untuk menggerakkan masyarakat desa guna membangun desanya dengan kekuatan potensi alam dan SDM yang ada di desanya sendiri.
Apa yang saya lakukan sebenarnya hanyalah merajut simpul-simpul jaringan kerja ( Network ) karena pada masa kini Network sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan seseorang.
Demikian sedikit ringkasan pengalaman hidup saya bermodalkan cara berfikir positif dan selalu berupaya menghilangkan blocker/penghalang di fikiran saya. ( Bayangkan jika penghalang ternyata hanya ada di dalam fikiran kita dan kita bisa menghilangkannya, apa yang akan terjadi ? )
Semoga pengalaman ini dapat memberi sedikit inspirasi bagi siapa saja yang bertekad untuk mencapai hal yang lebih baik di masa depan.